Cadar Dicecar, Buka Aurat Naik Pangkat?-Muslimah - Darul Islam Nusantara

Tuesday, March 12, 2019

Cadar Dicecar, Buka Aurat Naik Pangkat?-Muslimah


Cadar Dicecar, Buka Aurat Naik Pangkat?
Satu ketika, kami silahturahmi ke salah seorang tokoh.
"Mengapa anda masuk menjadi salah satu pendukung rezim , padahal anda tahu berkali-kali mereka menunjukan phobia dan anti Islam?".
"Ah..itu kan ulah media, yang sengaja memblow up statement seseorang atau kelompok, padahal gak lengkap dan bukan pada inti pokok yang dibahas si tokoh itu..".
Tak habis pikir, begitu keukehnya beliau "percaya" bahwa rezim akan kembali meraih suara rakyat dan kembali memegang tampuk kepemimpinan. Berbagai fakta yang dipaparkan pun tak membuat beliau berubah.
Jadi penasaran, apakah pendapatnya jika ia menjadi seorang Hayati Syafri, seorang dosen di Institut Agama Islam Negeri Kota Bukittinggi, Sumatera Barat yang dipecat tanpa dasar. Dosen ini hingga kini tetap bersikukuh keras mengenakan cadar di lingkungan kampus. Akibatnya, ia menerima surat keputusan pemberhentian dengan hormat atas dirinya sebagai dosen mata kuliah Speaking di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Masihkah ia berpendapat yang sama? Surat keputusan pemberhentian itu dikeluarkan langsung oleh Kementerian Agama RI.  Dengan keluarnya SK pemberhentian itu, secara otomatis telah menghentikan langkahnya mengabdikan diri sebagai dosen di kampus itu. Padahal potensinya luar biasa. Dengan gelar Doktor predikat Cum Laude,  IPK 3,83 yang diraihnya ia akan mampu menjadi salah satu tenaga pendidik yang handal. Yang dengan keilmuannya mampu mencetak generasi cerdas dan berguna bagi agama, bangsa dan negara.
Jika ia dipecat karena tindakan kriminal wajar,  karena  tindakan kriminal harus mendapatkan sanksi. Namun jika dipecat karena apa yang ia kenakan, sungguh terlalu! bukankah seorang muslimah yang taat pada perintah RabbNya, serta terikat penuh pada syariatnya adalah salah satu indikasi bahwa ia adalah sumber daya manusia yang unggul? Karena kinerja kerjanya bisa diukur dari bagaimana ia menjaga kemuliannya sebagai perempuan.
Nasib muslimah di negeri mayoritas penduduknya beragama Islam, ironis! Meskipun di negara muslim di belahan bumi yang lain juga mati-matian mempertahankan prinsipnya, namun di Indonesia yang penguasanya cenderung permisip adalah sebuah tanda bahwa ada stigma buruk yang hendak dicapkan kepada siapa saja yang mengaku beragama Islam.
Penguasa bergeming, alih-alih membela kebutuhan rakyat, namun nyatanya rakyat makin terhimpit. Terlihat betapa mereka menggenggam erat arahan tuannya, agar sebisa mungkin menghambat pergerakan Islam menuju kemenangan. Namun sanggupkah mereka menahan laju sinar matahari di langit, yang dengannya mampu membedakan mana baik dan mana buruk.
Lantas bagaimana dengan kaum yang merasa lebih berhak atas tubuh mereka, atau feminisme yang mereka serukan melalui berbagai aksi, diskusi, pamlet, vlog, akun sosmed dan lain sebagainya? Dukungan yang luar biasa, melalui rancangan UU- PKS telah siap memayungi semua tindakan mereka tanpa takut melanggar hukum. Astagfirullah..
Titik kritis inilah yang harus dipahami oleh kaum muslim. Sehingga kita tidak terjebak dalam jargon kosong perlindungan anak dan ibu, padahal di sisi lain hanya untuk memuaskan nafsu syahwat menjadi bebas tanpa aturan. Bahkan mengikuti arah pandang kaum sekuler, pembenci Islam. Allah berfirman dalam Qs .Al-Baqarah : 120
Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, \"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya).\" Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah.
Maka jelaslah, agenda kaum kufar tak pernah sedetikpun berdamai dengan Islam. Sebaliknya mereka akan terus mengupayakan agar Islam berada di bawah kaki mereka. Ridha Allah adalah segalanya, mari kita berpegang teguh pada tali agama Allah, karena hanya itu yang bisa menyelamatkan kita di dunia dan di akhirat. Wallahu a' lam biashowab.

Oleh: Rut Sri Wahyuningsih


No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here