Syekh Ahmad al-Fathani
Tabib Pertama di Tanah Melayu
Darul Islam Nusantara - Dalam pandangan sejarawan sekaligus peneliti manuskrip
Melayu, Mohd Saghir Abdullah, jaringan ulama Nusantara yang terbangun sejak
abad ke- 17 telah menunjang penyebaran keilmuan dan keintelektualan Islam di
Melayu. Ulama- ulama tersebut berperan besar dalam menunjang kemajuan peradaban
Islam.
Salah seorang di antara ulama tersebut adalah Syekh
Ahmad al-Fathani. Tokoh kelahiran 10 April 1856 M/5 Sya'ban 1271 H di Jambu,
Jerim, Pattani, Thailand Selatan, ini berjasa besar dalam memajukan kedokteran
Islam, tak terkecuali di kawasan Asia Tenggara, ketika itu. Lebih dari 160
judul buku di bidang kedokteran telah ia tulis. Namanya pun didaulat sebagai
orang Melayu pertama yang mahir dalam ilmu tabib dan mendapat pendidikan khusus
di bidang tersebut.
Ketabiban yang dikuasainya telah membeda kan dirinya
dengan tabib-tabib tradisional saat itu. Baitul Maqdis merupakan kota ke tiga
tempat merantau untuk menuntut ilmu pemilik nama lengkap Syekh Ahmad bin
Muhammad Zain bin Mustafa bin Muhammad bin Muhammad Zainal Abidin ini.
Di tempat ini pulalah ia mendapat inspirasi menulis
karya monumentalnya yang berjudul Thayyib al-Ihsan fi Thib al-Insan.
Buku tersebut dipercaya menjadi rujukan para dokter
sekarang ini dalam memberikan resep sederhana kepada pasiennya tetang bagaimana
memelihara kesehatan melalui cara dan pola hidup sehat demi mencapai
kebahagiaan yang sejati.
Peran Syekh Ahmad jelas tak bisa dianggap kecil dalam
penguatan khazanah intelektualitas Melayu. Ia merupakan satu dari sekian ulama
Melayu yang menguasai berbagai disiplin ilmu. Sebuah riwayat menyebutkan, ia
menguasai pemikiran Islam dan Melayu, politik, pemerintahan, ekonomi,
teknologi, pendidikan, pengobatan, kemasyarakatan, sejarah, geografi,
sosiologi, kaligrafi, dan pertanian.
Pemikirannya tersebut tertuang di sejumlah karya tulis
dengan aneka bahasa. Misalnya, bahasa Arab sebanyak 32 buah, ba hasa Melayu 22
buah, dan di bidang penashi han 36 buah. Buah kepakarannya dalam bidang bahasa,
terutama Arab, mendorong pemerintahan Ottoman di Makkah untuk mendaulatnya
sebagai anggota tim ahli bahasa Arab dan Melayu pada 1884.
Selain menulis kitab-kitab berharga, ia juga berhasil
menjadi guru bagi ulama- ulama Melayu, baik yang berasal dari Indo nesia,
Pattani, maupun Malaysia. Di an tara murid yang pernah menimba il munya adalah
KH Muhammad Khalil (Madura, Indonesia), Syekh Basyuni Imran Maharaja Imam
Sambas (Kalimantan Barat, Indo nesia), Syekh Muhammad Mahfuz at- Tarmasi
(Pacitan, Jawa Timur, Indonesia), dan Syekh Abdul Hamid (Asahan, Sumatra Barat,
Indonesia).
Selain mereka, ada pula nama ulama negeri jiran yang
berguru kepada Syekh Ahmad antara lain Kelaba al-Fathani (Pattani, Thailand
Selatan), Sultan Zainal Abidin III (Trengganu, Malaysia), dan Abdullah bin Musa
(Mufti dan Hakim, Johor, Malaysia).
Fondasi ilmu
Syekh Ahmad mewarisi ilmu dari sang ayah, Muhammad
Zain. Lahir dari keluarga Kerajaan Fathani Darussalam, Syekh Ahmad yang
merupakan cucu dari tetua Kerajaan Fathani, Syekh Mustafa al-Fathaniini,
terarahkan untuk senantiasa menimba ilmu. Sebelum ke Makkah pada 1860, ia
menuntut ilmu di sejumlah ulama Patani, di antaranya Syekh Abdul Kadir Mustafa.
Selama berada di Tanah Suci, kesempatan tersebut tak
disia-siakan Syekh Ahmad untuk berguru ke ulama terkemuka, baik me reka yang
berasal dari jazirah Arab maupun Melayu. Ia menunjukkan diri seba gai anak yang
rajin belajar. Ia dikenal memiliki kemampuan menghafal yang luar biasa. Pada
usianya yang masih sangat belia, ia telah mampu mengajar ilmu tata bahasa Arab
(nahwu dan sharaf).
Beberapa tahun kemudian, ia pergi me nuntut ilmu ke
Mesir untuk belajar di Univer sitas Al- Azhar, Kairo. Di negeri tersebut, ia
tercatat sebagai pelajar pertama Asia Teng gara. Sekembalinya dari Mesir, ia
kemu dian mengajar di Makkah selama kurang lebih 15 tahun. Tokoh yang
berwawasan luas ini wafat pada 11 Dzulhijah 1325 H/14 Januari 1908 M dan
dimakamkan di dekat makam Umul Mukminin Siti Khadijah di Kompleks Permakaman
Ma'la, Arab Saudi. c62, ed:Nashih Nashrullah
Link Berkaitan :
[Baca : SYEIKH WAN AHMAD AL FATANI : ULAMA DAN SAINTIS AGUNG BANGSA MELAYU]
[Baca : SYEIKH AHMAD AL FATHANI Puisi Pujian, Penghargaan Kepada Sultan Terengganu]
[Baca : SYEIKH WAN AHMAD AL FATANI : ULAMA DAN SAINTIS AGUNG BANGSA MELAYU]
[Baca : SYEIKH AHMAD AL FATHANI Puisi Pujian, Penghargaan Kepada Sultan Terengganu]
No comments:
Post a Comment