Dua
Waktu Istimewa yang Banyak Dilalaikan di Bulan Puasa
Al-Hamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk baginda Rasulillah Shallallahu
'Alaihi Wasallam, keluarga dan para shahabahnya.
Ada dua waktu istimewa di bulan puasa yang kurang diperhatikan.
Kebanyakan orang mengisinya dengan sesuatu yang tak berguna, bahkan cenderung
sia-sia. Mereka tidak mendekatkan diri kepada Allah di dua waktu tersebut.
Padahal dua waktu tersebut merupakan saat mustajab untuk dikabulkannya doa.
Pertama, menjelang berbuka puasa.
Banyak iklan-iklan dan ajakan untuk menghabiskan waktu menunggu
berbuka dengan kegiatan kumpul-kumpul yang sering disitilahkan dengan
"ngabuburit". Biasanya, isinya obrolan ngalor-ngidul dan jalan-jalan.
Tidak sedikit diisi dengan pertunjukan musik dan hiburan lainnya. Padahal waktu
tersebut adalah waktu yang sangat berharga. Tidak selayaknya seorang shaim
(orang berpuasa) menyia-nyiakannya.
Disebutkan dalam hadits shahih, Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda:
ثلاثة
لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل ودعوة المظلوم
"Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya: orang puasa
sampai ia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang dizalimi." (HR.
Al-Tirmidzi)
Tiga orang yang disebutkan dalam hadits tersebut diistimewakan
dengan pengabulan doa. Yakni doa mereka segera dikabulkan. Hal itu karena
ketundukan mereka dalam berdoa kepada-Nya. Terkhusus orang berpuasa saat
berbuka, karena ia usai mengerjakan ibadah dan saat itu ia dalam keadaan
khudhu' dan tenang.
Karenanya para ulama salaf sangat-sangat mengagungkan waktu
penghujung hari (sore hari) karena ia menjadi penutup hari puasa. Sesungguhnya
orang cerdas, tentunya akan memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk berdoa.
Kedua, waktu sahur. Yakni waktu menjelang fajar. Allah Ta'ala
tentang
وَبِالْأَسْحَارِ
هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
"Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada
Allah)." (QS. Al-Dzariyat: 18)
Imam Mujahid dan lainnya mengatakan, "(di akhir-akhir malam)
mereka mengerjakan shalat." Ulama lainnya mengatakan, "Mereka shalat
malam dan menutupnya dengan istighfar sampai menjelang fajar." Ini sesuai
dengan firman Allah Ta'ala: "Dan yang memohon ampun di waktu sahur."
(QS. Ali Imran: 17)
Kemudian Ibnu katsir berkata, "Jika istighfar di dalam shalat
maka itu lebih baik." Beliau berhujjah dengan hadits shahih,
"Sesungguhnya Allah turun setiap malam ke langit dunia saat seperti tiga
malam terakhir, lalu Dia berfirman: Adakah orang yang mau bertaubat sehingga
Aku ampuni dia/ Adakah orang yang beristighfar sehingga aku ampuni dia? Adakah
orang yang meminta (kepada-Ku) sehingga aku beri permintaannya? Sehingga terbit
fajar."
Jadi waktu makan sahur yang menjelang fajar merupakan waktu
mustajab untuk dikabulkannya doa. Maka selayaknya orang yang sedang makan sahur
untuk memperbanyak doa dan istighfar di waktu yang berharga ini, sampai
dikumandangkan azan shubuh. Terlebih kita berada di bulan Ramadhan, hendaknya
kita manfaatkan waktu-waktu di dalamnya –khususnya waktu sahur ini- untuk
memperkuat hubungan kita dengan Allah 'Azza wa Jalla. Jangan
dirusak keistimewaan waktu tersebut dengan menonton acara-acara yang tak
berguna dan cenderung melalaikan.
Semoga Allah memberikan petunjuk kepada kita untuk bisa
memanfaatkan kesempatan-kesempatan istimewa di bulan suci ini untuk meraih
keberkahan dan pahala besar. Sesungguhnya orang yang baik adalah yang
senantiasa mendapatkan taufiq dari Allah dalam setiap saatnya untuk mendekatkan
diri kepada-Nya. Wallahu Ta'ala A'lam.
Oleh: Badrul Tamam
No comments:
Post a Comment