Wahai
Mujahid, Perhatikan 8 Waktu Mustajab untuk Berdoa
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan
para sahabatnya.
Saat berhadapan dengan musuh di medan perang, para mujahidin
diperintahkan meneguhkan dirinya. Yaitu menanamkan keberanian dalam diri untuk
memerangi musuh yang ada di hadapannya. Ia hilangkan rasa kecut, takut, dan
ingin lari menyelamatkan diri. Ia ingat Allah akan kekuasaan dan
pertolongan-Nya, sehingga terus beristi’anah dan bertawakkal kepada-Nya. Ia
meminta pertolongan Allah dan kemenangan menghadapi musuhnya.
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا
اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan
(musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah
sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal: 45)
Makna dzikrullah di sini –seperti yang diutarakan Al-Baghawi di
tafsirnya- adalah berdoa meminta pertolongan dan kemenangan.
Sedangkan menurut al-Sa’di, banyak berdzikir yang dijadikan sarana
meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala. [Baca: Doa Saat Berhadapan dengan Musuh]
Sesungguhnya doa memiliki peran penting dalam meraih kemenangan. “Dan
kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana,” (QS. Al-Anfal: 10).
Dalam hadits Shahih, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda,
الدعاء
سلاح المؤمن
“Doa adalah senjata orang mukmin.” (HR. Al-Hakim di
Mustadrak)
Allah telah istimewakan sebagian waktu yang Dia peredarkan dari
siang dan malam bagi hamba-hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya, walaupun berdoa
kapan saja dibolehkan dan mungkin dikabulkan. Maka bagi mujahid, hendaknya
memperhatikan waktu-waktu istimewa tersebut untuk memperbanyak doa kepada
Tuhannya. Di antaranya,
Pertama, di sepertiga malam terakhir. Alasannya, pada waktu itu Allah
Tabaaraka wa Ta’alaa turun ke langit dunia dan berfirman, “siapa yang berdoa
kepada-Ku pasti Kukabulkan, siapa yang meminta kepada-Ku pasti Kuberi, dan
siapa yang memohon ampunan kepada-Ku pasti Kuampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam riwayat muslim, kesempatan istimewa itu berlangsung sampai
terbit fajar.
Hendaknya para mujahidin sudah bangun di sepertiga malam terakhir,
qiyamullail dan memperbanyak doa di dalam shalatnya atau sesudahnya. Doa apa
saja yang berkaitan dengan dunia maupun akhiratnya; khususnya doa keteguhan dan
kemenangan atas musuh-musuh yang dihadapinya.
Kedua, saat adzan dikumandangkan.
Diriwayatkan dari Abu Umamah, Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam bersabda,
إِذَا
نُودِيَ بِالصَّلَاةِ فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَاسْتُجِيْبَ الدُّعَاءُ
“Apabila dikumandangkan adzan maka dibukakan pintu-pintu langit
dan diakbulkan doa.” (HR. Al-Thabrani di al-Ausath)
Dalam riwayat lain dari Sahl bin Sa’d Radhiyallahu 'Anhu,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
ثِنْتَانِ
لا تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ، وَعِنْدَ
الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا
“Dua waktu yang tidak akan ditolak atau kemungkinan kecil
ditolak doa; yaitu saat adzan dan dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu
saling menyerang.” (HR. Abu Daud, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul
Afkar, 1/369, berkata: Hasan Shahih)
Ketiga, waktu di antara adzan dan iqomah.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'Anhu,
ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لَا
يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ
“Doa di antara adzan dan iqomah tidak akan ditolak.” (HR.
Abu Dawud dan Al-Tirmidzi, beliau menshahihkannya. Dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani di Misykah al-Mashabih, no. 671)
Terdapat tambahan lafadz perintah berdoa dalam riwayat yang
dikeluarkan Imam Ahmad,
إِنَّ
الدُّعَاءَ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ فَادْعُوا
“Sesungguhnya
doa di antara adzan dan iqamah tidak akan ditolak, maka berdoalah kalian.”
(Syaikh Sy’aib al-Arnauth berkata: isnadnya shahih)
Keempat, memanfaatkan penghujung hari Jum’at untuk berdoa.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallah 'Anhu, dia bercerita:
"Abu Qasim (Rasululah) Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
إِنَّ
فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ
اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ. - وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا
"Sesungguhnya pada hari Jum'at itu terdapat satu waktu
yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah
bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya." Lalu
beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan
masanya yang tidak lama (sangat singkat)." (Muttafaq 'Alaih)
Dalam riwayat lain, hadits Jabir bin Abdillah Radliyallah
'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau
bersabda:
يَوْمُ
الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ
يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ
بَعْدَ الْعَصْرِ
"Hari Jum'at terdiri dari 12 waktu, di dalamnya terdapat
satu waktu yang tidaklah seorang muslim pada saat itu memohon sesuatu kepada
Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah
saat tersebut pada akhir waktu setelah 'Ashar." (HR. Al-Nasai dan Abu
Dawud. Disahihkan oleh Ibnul Hajar dalam al Fath dan dishahihkan
juga oleh al Albani dalam Shahih an Nasai dan Shahih
Abu Dawud)
Kelima, saat mendengar ayam jago berkokok. Saat itu ia melihat
malaikat rahmat turun. Ini berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam,
إِذَا
سَمِعْتُمْ صِيَاحَ الدِّيَكَةِ فَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ فَإِنَّهَا
رَأَتْ مَلَكًا
“Apabila kalian mendengar ayam berkokok di malam hari,
sesungguhnya dia melihat Malaikat. Karena itu, mintalah kepada Allah
karunia-Nya.”(Muttafaq ‘Alaih)
Keenam, saat turun hujan. Itu waktu berkah dan mustajab. Maka
dianjurkan bagi setiap muslim memperbanyak pada waktu tersebut.
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
اُطْلُبُوا
اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ وَ إِقَامَةِ الصَّلَاةِ
وَنُزُوْلِ الْغَيْثِ
"Carilah pengabulan doa pada saat bertemunya dua pasukan,
pada saat iqamah shalat, dan saat turun hujan." (HR. Al-Hakim dalam
al-Mustadrak: 2/114 dan dishahihkan olehnya. Lihat Majmu' fatawa: 7/129.
Al-Albani menghassankannya dalam al-Silsilah al-Shahihah no. 1469 dan Shahih
al-Jami' no. 1026)
Diriwayatkan dari Anas, ia menuturkan: pernah Kami bersama
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallamkehujanan. Kemudian beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyibakkan
bajunya agar tubuh beliau terkena air hujan. Saat beliau ditanya tentangnya,
beliau menjawab:
لِأَنَّهُ
حَدِيثُ عَهْدٍ بِرَبِّهِ تَعَالَى
“Karena sesungguhnya hujan ini baru saja Allah Ta’āla
ciptakan.” (HR. Muslim)
Hal ini, sebagaimana dijelaskan Imam Nawawi, karena hujan adalah
rahmah. Baru saja diciptakan oleh Allah Ta’ala, maka beliau meminta berkah
melaluinya. Caranya dengan membasahi sebagian badan beliau dengan air berkah
ini. [Baca: Saat Turun Hujan Waktu Mustajab, Perbanyaklah Doa!]
Ketujuh, memperbanyak doa ketika sujud dalam shalat. Ini didasarkan
kepada hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu,
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
أَقْرَبُ
مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Kondisi paling dekat antara hamba dengan Tuhannya adalah saat
ia sujud, maka perbanyaklah berdoa.” (HR. Muslim)
Dalam redaksi lain,
وَأَمَّا
اَلسُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي اَلدُّعَاءِ فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ
لَكُمْ
“Adapun sewaktu sujud, bersungguh-sungguhlah dalam berdoa
karena besar harapan akan dikabulkan do'amu.” (HR. Muslim)
Kedelapan, perbanyak doa ketika berpuasa dan saat berbuka; apalagi saat
shiyam Ramadhan. Ini didasarkan pada keutamaan bulan Ramadhan yang difardhukan
shiyam di dalamnya. Yaitu dibukakan pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu
neraka, dan dibelenggu para syetan.
Disebutkan dalam hadits shahih, Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam bersabda:
ثلاثة
لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل ودعوة المظلوم
"Tiga orang yang tidak akan ditolak doanya: orang puasa
sampai ia berbuka, imam yang adil, dan doa orang yang dizalimi." (HR.
Al-Tirmidzi)
Tiga orang yang disebutkan dalam hadits tersebut diistimewakan
dengan pengabulan doa. Yakni doa mereka segera dikabulkan. Hal itu karena
ketundukan mereka dalam berdoa kepada-Nya. Terkhusus orang berpuasa saat
berbuka, karena ia usai mengerjakan ibadah dan saat itu ia dalam keadaan
khudhu' dan tenang.
Karenanya para ulama salaf sangat-sangat mengagungkan waktu
penghujung hari (sore hari) karena ia menjadi penutup hari puasa. Sesungguhnya
orang cerdas, tentunya akan memanfaatkan waktu yang berharga ini untuk berdoa.
[Baca: Dua Waktu Istimewa yang Banyak Dilalaikan di Bulan Puasa]
Penutup
Bagi mujahid, 8 waktu istimewa tersebut sangat berharga.
Karenanya, jangan sia-siakan berlalu begitu saja tanpa mengisinya dengan doa
untuk keteguhan mereka dan kemenangan atas musuh-musuhnya. Karena sesungguhnya
kemenangan itu datangnya dari sisi Allah. Selayaknya mujahid banyak berdoa
memohon petolongan dan kemenangan di waktu-waktu istimewa. Wallahu A’lam.
Oleh: Badrul Tamam
No comments:
Post a Comment