“PAKIAH PONO DIBERI GELAR SYEIKH BURHANUDDIN” - MENGENANG SEJARAH SYEIKH BURHANUDDIN ULAKAN (1607-1692 M./1026-1111H) - Darul Islam Nusantara

Thursday, March 14, 2019

“PAKIAH PONO DIBERI GELAR SYEIKH BURHANUDDIN” - MENGENANG SEJARAH SYEIKH BURHANUDDIN ULAKAN (1607-1692 M./1026-1111H)

MENGENANG SEJARAH SYEIKH BURHANUDDIN ULAKAN (1607-1692 M./1026-1111H)

“PAKIAH PONO DIBERI GELAR SYEIKH BURHANUDDIN”
images_084Cukup lama Pakiah Pono menderita penyakit akibat cidera alat kelaminnya dan ketika sembuh dia tetap melakukan tugas semula seperti melayani kebutuhan santri dengan bijak, mengikuti dan menyimak alur pemerintahan kesultanan Aceh yang kelak sebagai bekalnya ikut masuk menata adat istiadat dikampung halamannya.
Hal inilah yang membuat Syeikh Abdurrauf menjadi lebih perhatian padanya.
Adapun Pembelajaran yang diterapkan Syeikh Abdurrauf pada Pakiah Pono merupakan metoda baru yaitu dengan pendekatan tali bathin.
Tidak ada jarak antara santri dengan murid sehingga pelajaran yang diberikan melalui lisan dengan mudah dapat dipahami Pakiah pono apalagi cara belajarnya juga beda suasana dengan yang lain.
Dengan demikian Pakiah pono dapat menjabarkan hakikat pelajaran tersebut dengan metoda yang bisa di pahaminya.
Karena minat serta perhatiannya sungguh luar biasa apalagi diikuti dengan daya ingatnya yang tinggi membuat Pakiah Pono termasuk murid yang terpandai di antara santri lainnya.
Tidak heran Syekh Abdur Rauf mencurahkan segala ilmu yang pernah dipelajarinya, dan Pakiah Pono pun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan dimana kesempatan tersebut dia pergunakan sebaik mungkin sehingga Ilmu syariat Islam yang bercabangkan fikh, tauhid, tasauf, nahu, sharaf, hadits, ilmu taqwim (hisab) dan juga ilmu firasat dapat dia kuasai.
kitab abdurraufSuatu ketika Pakiah Pono dibawa Syeikh Abdurrauf ke surau besar dan kemudian menyuruh Pakiah Pono membuka lembaran Kitab dan Syeikh Abdurrauf mengajarkannya sekali jalan dan kenyataannya seluruh isi dari kitab tersebut telah dikuasai oleh Pakiah Pono.
Itulah metode pembelajaran baru yang yang diterapkan Syeikh Abdurrauf pada Pakiah Pono yaitu dengan memberikan wejangan secara lisan terlebih dahulu kemudian baru membuktikannya dengan melihat isi kitab.
Dalam menuntut ilmu berbagai ujian berat di lalui Pakiah Pono hingga akhirnya berhasil lulus dengan baik dan sempurna dimana Syarat lulus Pakiah Pono belajar dengan  Syeikh Abdurrauf adalah Tajalli dengan Allah.
Man a’rafa Nafsahu
 Fakad a’rafa Rabbahu,
 Man a’rafa Rabbahu,
Fasaddal Jasadu

(Bila engkau mengenal dirimu
maka otomatis engkau mengenal Tuhanmu
Bila engkau mengenal Tuhanmu
Maka tiadalah berharga lagi kebendaan bagimu)
dan Ma’rifat ini didapatnya dengan berkhalwat mengkaji diri selama 40 hari di gua hulu sungai Aceh, di kaki Gunung Peusangan, sebelah selatan Beureun.
images_002Sepulang Berkhalwat dan hendak menuju Pondok pesantren Pakiah Pono disuruh melihat ke langit maka berbagai fenomena alam tak sadarnya terpampang disana.
Syeikh Abdurrauf menyuruh Pakiah Pono menceritakan apa yang terlihat olehnya untuk didengan santri lainnya.
Pakiah pono menceritakan bahwa ketika dia melihat ke atas terlihat olehnya 7 lapisan langit dan diatasnya terdapat bentangan tupah berisi ayat-ayat Alqur’an  tempat dimana Allah memerintah Malaikat Zibril membawa Alqur’an tersebut kepada Nabi Muhammad SAW.
Dan ketika dia melihat kebawah terlihat olehnya 7 lapis Pitalo bumi dengan segala isinya.
Kesemua penglihatan Pakiah Pono dijabarkan oleh Syeikh Abdurrauf sehingga para santri yang lain bergetar hatinya dan mengakui betapa kerdilnya manusia itu dihadapan Allah

Link berkaitan - [Baca bersambung]
1. Penyebar Islam di Minangkabau - SYEIKH BURHANUDDIN ULAKAN
2. MENGENANG SEJARAH SYEIKH BURHANUDDIN ULAKAN (1607-1692 M./1026-1111H)
3. Mula mengenal Agama Islam
4. Syeikh Abdurrauf
5. Singkil Selayang pandang
6. Ma’rifat berguru 
7. PAKIAH PONO DIBERI GELAR SYEIKH BURHANUDDIN
8. Syekh Burhanuddin kembali ke Pariaman
9. Perjanjian Bukit Marapalam

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here